kawan-kawan sekalian
hari-hari ini adalah hari-hari mendung bagi demokrasi kita
malam-malam ini adalah malam-malam gulita bagi kemerdekaan kita
persekongkolan jahat investor, pengusaha kakap, politisi istana, politisi senayan, dan pesohor media sosial, telah menyebabkan penjajahan kembali terjadi di bumi pertiwi ini
mereka tidak bermodal senjata
tanpa membawa pasukan tentara
tanpa kendaraan lapis baja
tapi penjajahan mereka lewat undang-undang dan kebijakan yang menggiring kita ke neraka
buruh dan pekerja adalah budak bagi pengusaha
tak dianggap kawan seperjuangan membangun sebuah usaha
alam, lingkungan, dan hutan adalah lahan yang dapat dieksploitasi sebebas-bebasnya
tak dianggap sebagai teman hidup di dunia bersama
mahasiswa, aktivis, dan masyarakat luas bukan komponen yang perlu dirangkul untuk diajak musyarawah
dianggapnya hak konstitusi warga telah berakhir di saat pemilihan raya
pelajar dan mahasiswa dididik hanya untuk menjadi pelayan bagi dunia industri semata
tak dianggap sebagai aset nan ananta bangsa
para bangsat bangsa itu sungguh bernafsu membuat rakyat semakin sengsara dengan rancangan undang-undang cilaka
petani, nelayan, masyarakat adat, perempuan, anak-anak, pelajar, semakin diperas, disiksa, dikerdilkan, dimiskinkan.
ini adalah penjajahan tak berdarah
penindasan dibungkus kertas-kertas konstitusi
maka tidak ada kata selain lawan
tanggalkan dulu gawaimu
keluarlah dari kamar kosmu
turunlah ke jalan
teriakkan nestapa rakyat
revolusi atau mati
Jakarta, 07 Oktober 2020
Karya: Firman Immank Syah