Manajemen Produksi Film Part 1

Proses produksi film adalah sebuah kerja kolaborasi yang melibatkan banyak seniman, pekerja, dan pihak-pihak lain. Untuk itu perlu sebuah manajemen yang baik mulai dari perencanaan, eksekusi di lapangan, hingga peredaran. Secara utuh, manajemen produksi film ini adalah proses pembuatan suatu film, mulai dari cerita, ide, penulisan naskah, perekrutan kru dan pemain, persiapan set dan pemain, perekaman gambar dan suara, penyuntingan, serta pemutaran produk akhir di hadapan penonton.

Merencanakan sebuah produksi film haruslah terukur dan sistematis. Karena jika tidak, maka produksi tersebut bisa ambudarul bahkan gagal. Dengan perencanaan dan manajemen yang baik pun masih ada saja kendala-kendala teknis dan non teknik yang kerap terjadi, apalagi jika tidak dengan perencanaan dan pengaturan yang baik?

Belum lagi soal bujeting, semua harus terpikirkan dengan matang dan tersusun secara detil dan akurat. Over budget adalah suatu hal yang paling ditakutkan oleh para produser. Bisa mengakibatkan stress dan kelebihan berat badan (hehe.. khusus bagi yang doyan makan).

Jadi inti dari manajemen produksi ini adalah bagaimana caranya agar produksi berjalan lancar sesuai rencana dan anggaran tidak membengkak. Filmnya pun sukses di pasaran.

Ada 3 tahapan utama yang biasa kita kenal dalam sebuha produksi film. Yaitu Pra Produksi, Produksi (syuting), dan Pasca Produksi. Tapi tahapan itu biasanya dilalui oleh sejumlah kru dan pemain. Sedangkan untuk seorang produser, sebelum dan setelah 3 tahap itu, ada tahapan lain yang harus dilaluinya. Apa saja itu? Nyok simak baik-baik.

1. Tahap Inisiasi

Tahap ini adalah tahap di mana seorang produser bersama sutradara dan penulis skenario mengembangkan ide dan konsep film. Pemilihan style film, genre, anggaran, target dan sasaran penonton, ancer-ancer siapa artis yang bakal memerankan, sampai strategi promosi.

Kok di tahap ini sudah merencanakan promosi? Ya bisa saja di tahap pra produksi, promosi film sudah mulai digencarkan. Misal dengan audisi besar-besaran, memperkenalkan aktor baru, dan sebagainya.

Di tahap ini pula produser mulai mencanangkan siapa yang bakal jadi sponsor, investor, atau donatur. Membicarakan juga tentang copyright jika skenario berdasarkan novel atau buku biografi seorang tokoh.

Tahap ini bisa memakan waktu yang lama. Bisa tahunan. Untuk mengembangkan skenario saja bisa melalui diskusi dan perdebatan alot antara produser, sutradara, dan penulis skenario. Draft skenario bisa sampai draft 10 bahkan 100. Jadi harap bersabar, ini ujian. Haha.

2. Tahap Pra Produksi

Tahap ini baru kita mulai merencanakan syuting. Ada banyak hal juga yang harus dilakukan. Produser mulai merekrut staf-staf di bidang manajemen produksi. Ada line produser, manajer produksi atau pimpro (pimpinan produksi), unit manager atau panggilan di lapangan itu “yunit”, yunit (unit) keuangan, yunit lokasi, dan kru di departemen lain.

Jika ingin tahu daftar lengkap kru film bisa klik di sini.

Produser harus merekrut staf produksi ini dengan benar dan terpercaya. Karena staf produksi inilah yang akan paling tahu dan akan melaksanakan produksi yang benar, tepat, dan terukur anggarannya. Jika tidak, maka wassalam aja.

Di tahap ini manajemen produksi melakukan pula audisi, casting, kontrak kerja, reading, rehersal, fitting, hunting, recce, budgeting, scheduling, sewa-menyewa, termasuk rencana editing, mixing, dan sebagainya.

3. Tahap Produksi dan Pasca Produksi

Tahap produksi biasanya kita sebut syuting. Sedangkan Pasca Produksi adalah proses editing, visual effect, mixing, dan sebagainya yang akan kita bahas lebih detil di artikel berikutnya.

4. Kontroling

Selama proses produksi film dari tahap pra hingga pasca, kontroling oleh produser yang kerap diwakilkan oleh line produser, bertujuan agar segala rencana dan tuntutan skenario dapat diselenggarakan dengan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Memantau setiap kendala di lapangan, memantau alur kas, dan yang terpenting adalah apakah hasil dan rencana syuting telah berjalan dengan sempurna.

5. Tahap Final

Di tahap ini pengeditan telah selesai. Pemutaran di kalangan terbatas dilaksanakan. Kemudian dilaksanakan tahap distribusi, promosi, gala premier, press conference, mengikutkan ke film festival, dan skema penjualan lainnya.

Lantas siapa-siapa saja yang masuk daftar tim manajemen produksi film?

Tim produksi dalam pembuatan film adalah departemen terpisah yang secara aktif bekerja untuk mengkoordinasi, mengawasi, dan melayani seluruh departemen yang ada di dalam sebuah produksi film. Tim manajemen produksi terdiri dari:

a. Produser
Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disetujui oleh executive producer. Produser besar biasanya mendanai sendiri produksi filmnya. Produser mengawasi proyek dari mulai perencanaan hingga selesai, termasuk terlibat dalam proses marketing dan distribusi. Untuk itu seorang produser harus mempunyai wawasan yang luas tentang film, baik teknis maupun non teknis.

b. Eksekutif Produser
Produser eksekutif atau Executif Producer adalah orang yang mencari dan mendapatkan pembiayaan untuk produksi film, baik melalui perusahaan pembiayaan independen (sponsorship), melalui studio besar, atau dengan mendanai sendiri. Prioritas terbesar produser eksekutif adalah memastikan ada cukup uang untuk menyelesaikan proyek.

Produser eksekutif bertindak sebagai penghubung antara pemodal film dan produser yang pada akhirnya menjalankan produksi dan mengawasi pasca produksi. Jika studio atau perusahaan produksi mendanai film tersebut, produser eksekutif biasanya adalah karyawan senior atau eksekutif.

c. Line Producer
Line Producer adalah penghubung antara pihak produser dengan production manager.

d. Pimpinan Produksi (Pimpro) atau Production Manager
Orang ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengatur jadwal produksi, bertindak sebagai penghubung informasi antara Executive Produser dan bagian lapangan, orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal sampai produksi itu selesai.

e. Unit Manager
Unit Manager atau di Indonesia biasa disebut YUNIT, Bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi di lapangan selama proses produksi. Unit produksi mempunyai peran sebagai kunci dalam menjalankan proses produksi secara baik, membantu produser dalam mengatur proses produksi agar sesuai dengan jadwal serta budget.

f. Unit Lokasi
Yunit lokasi bekerja mencari lokasi yang dibutuhkan sutradara. Mengurus segala tetek bengek perizinan, sewa-menyewa, izin keramaian polisi, uang keamanan preman, kebersihan lokasi, sampai pengaturan parkir kendaraan. Biasanya yunit lokasi ini dibantu oleh beberapa orang lagi.

g. Post-production Supervisor
Bertanggung jawab untuk proses pasca produksi, di mana mereka menjaga kejelasan informasi dan menjadi penghubung komunikasi yang baik antara Editor, Produser, Pengawas Sound Editor, Fasilitas Perusahaan (seperti laboratorium film, studio CGI dan Cutters Negatif) dan Accountant Producer.

h. Production Assistant
di lokasi biasanya kami menyebutnya, PU (singkatan dari Pembantu Umum). Dia bertanggung jawab membantu segala kegiatan unit produksi. Wabil khusus menyiapkan makanan dan minuman buat kru dan pemain. Biasanya juga disuruh-suruh untuk fotokopi naskah, beli ini itu, dan macam-macam lah.

i. Unit keuangan

Membantu produser dalam mengeluarkan biaya produksi untuk soal menyewa lokasi, peralatan, makanan minuman, bahan bakar kendaraan, dan semua persoalan keuangan. Unit keuangan ini juga bertanggung jawab terhadap laporan keuangan.

BACA JUGA:

Mungkin Anda Menyukai