Komedi Betawi Mat Jiung dan Toing

JIUNG (25) adalah pemuda kampung Rawa Ronceng, sebuah kampung di pinggiran Jakarta. Jiung tinggal bersama ibunya, SALMAH (50) yang seorang janda. Diusianya yang separuh bayah, Salmah masih memiliki wajah yang masih cukup cantik. Banyak para lelaki di Rawa Ronceng yang ingin memperistri dirinya. Tetapi tidak satupun yang diterima oleh Salmah. Hal ini dikarenakan dirinya masih mencintai almarhumah Juki, ayah Jiung.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari bersama Salmah, Jiung bekerja sebagai kuli panggul diperusahaan batako milik HAJI KOMAR.

Jiung bersahabat karib dengan TOING. Kedekatan Toing dengan Jiung membuat Salmah sudah menganggap Toing sebagai anaknmya sendiri. Toing  mempunyai akal panjang yang diluar dugaan banyak orang. Toing  kerap melakukan aksi menabrakkan diri pada kendaraan apa saja yang kebetulan lewat dipertigaan jalan Rawa Ronceng. Aksi ini dilakukan, apalagi kalau tujuannya mengharapkan ganti rugi dari supir angkot, delman, motor yang kebetulan apes menabrak dirinya. Jiung sendiri tidak habis pikir, kenapa sahabatnya ini kerap nekat melakukan hal gila yang dapat mencelakakan dirinya sendiri. Memang dari kejadian menabrakkan diri ini, Toing kerap mendapatkan ganti rugi yang cukup menggiurkan. Bodohnya lagi, Toing seolah tidak memperdulikan dirinya yang babak belur akibat aksinya tersebut.

Pada suatu kesempatan Toing mengajak Jiung untuk menyaksikan aksi gilanya. Dari kejauhan, Toing melihat sebuah truck besar yang akan melintas dipersimpangan jalan. Toing langsung semangat dan mengatakan kepada Jiung bahwa ini merupakan incaran kelas kakap. Jiung yang ngeri melihat aksi nekat Toing, hanya bisa menongolkan kepala dari balik tembok. Begitu truck semakin mendekat, kontan Toing langsung melintasi jalan. Jadilah Toing terpental cukup jauh. Saking ngerinya, Jiung menutup matanya. Tetapi sialnya, bukan ganti rugi yang diterima Toing, malahan tubuhnya habis babak belur dihantam truck. Dan hari ini, sepeser uangpun tidak didapatkan Toing. Karena supir truck tersebut langsung melarikan diri. Tetapi dasar Toing, hal ini tidak pernah mengapokkan dirinya. Walaupun kakinya sudah pincang dan lehernya patah-patah, tetapi Toing masih nekat melakukan aksi menabrakkan dirinya.

SARAH (23), anak haji Komar, diam-diam menaruh rasa suka kepada Jiung. Hati gadis mana yang tidak kepincut dengan Jiung. Walaupun pemuda kampung, tetapi Jiung memiliki wajah yang cukup tampan dan ditambah lagi dengan perilakuknya yang cukup rajin beribadah. Hal ini berbeda dengan Toing. Wajahnya boleh dikatakan memiliki kategori super ancur untuk kategori pria tampan. Tetapi Jiung tidak berani menyambut cinta Sarah, karena dirinya sadar bahwa antara dirinya dan Sarah ada jurang yang sangat jauh. Pastinya haji Komar tidak akan sudi menikahkan Sarah dengan dirinya yang notabene hanya kuli panggul. Oleh karena itu, diam-diam Jiung mulai menjauhkan diri dari Sarah. Tetapi keputusan Jiung menjauhi Sarah menjadi petaka tersendiri bagi Toing. Karena hal ini berarti dirinya tidak lagi  mendapatkan jatah makan siang gratis. Karena Sarah memang sengaja diam-diam mengirimkan makan siang untuk Jiung. Makanan rantang ini dianggap Toing sebagai perbaikan gizi.

Jiung yang kenyataannya sudah jenuh dengan garis hidupnya yang tidak berubah, memutuskan mengadu nasib ke kota. Tentunya Salmah menjadi berang dengan niat Jiung. Salmah tidak yakin Jiung akan memperoleh kehidupan yang baik di kota, mengingat Jiung hanya lulusan SMP. Jiung yang sudah membulatkan tekadnya, diam-diam melarikan diri ke kota.

Saat tiba di kota, Jiung sempat bingung dengan apa yang harus dilakukannnya. Tetapi kejadian berpapasan dengan SADAM menjadi awal perubahan hidupnya. Peretemuan Jiung dan Sadam membuat keduanya seperti bercermin. Karena Sadam dan Jiung memiliki wajah yang amat sangat mirip. Sadam terlihat tergesa-gesa, karena dirinya sedang dikejar-kejar oleh sekelompok orang. Sadam  langsung menarik Jiung dan menyembunyikan Jiung dibalik sebuah tong sampah.

Sadam tidak membuang waktu pertemuannya dengan Jiung. Sadam meminta Jiung untuk bertukar peran dengan dirinya. Sadam menceritakan secara singkat kepada Jiung mengenai siapa dirinya. Pada Jiung,  Sadam mengatakan dirinya seorang seniman lukis yang tengah dilarang memotret oleh ayahnya. Untuk itu, Sadam meminta Jiung bertukar peran dengan dirinya selama dua minggu. Sadam memberikan sejumlah imbalan uang kepada Jiung. bahkan Sadam menjanjikan jumlah yang lebih, bila waktu kesepakatan mereka telah habis. Melihat segepok uang, kontan Jiung berbinar-binar. Jiung sempat mengkhayal menjadi juragan kambing yang sukses. Dan dirinya bersama Nyak Salmah akan naik haji, seperti cita-citanya selama ini untuk membahagiakan hati ibunya.  Tanpa berfikir panjang lagi, Jiung langsung menyepakati perjanjian yang dikemukan Sadam. Jadilah kini Sadam dan Jiung bertukar peran. Sadam sebagai Jiung, Jiung sebagai Sadam.

Jiung masih melongo dengan apa yang baru saja dilakukannya pada Sadam. Tetapi belum sempat Jiung bertanya lebih mendetil  mengenai apa yang harus dilakukannya, tiba-tiba anak buah ayah Sadam menghampiri mereka. Sadam (Jiung) langsung melarikan diri. Sadam berteriak bahwa dua minggu lagi mereka berjanji untuk bertemu kembali di tempat ini.

Cerita bergulir untuk masing-masing memainkan perannya. Jiung tidak menyangka ternyata Sadam adalah seorang pewaris tunggal dari seorang konglomerat. Papi Sadam dan anak buahnya dibuat sangat bingung dengan sikap Sadam (Jiung). Karena karakter Jiung yang jauh berbeda dengan Sadam. Selain itu juga aksi super norak yan dilakukan Jiung.  Aksi Jiung yang duduk seenaknya saat makan malam  dan kebingungan Jiung dalam menikmati semua fasilitas mewah dirumah Sadam. Kebingungan HARI (Papa Sadam) juga semakin bertambah dengan logat Sadam yang menggunakan logat betawi cukup kental. Sampai-sampai Hari harus memanggil seorang psikolog. Karena menganggap Sadam mengalami gangguan jiwa akibat konsep sok seniman yang dianut putranya. Banyak kejadian lucu, konyol, norak dan menggelikan saat Jiung harus berperan sebagai Sadam. Jiung yang terbiasa hidup sebagai anak kampung, dalam sekejap harus berubah menjadi anak gedongan yang harus menikmati semua fasilitas serba ada dan mewah.

Di sisi lain, Salmah juga bingung dengan sikap Jiung yang berubah drastis. Bahkan logat Sadam yang menggunakan bahasa Indonesia, layaknya orang kota membuat Salmah mengira Jiung (Sadam) kemasukan jin kota. Toing juga memanggil beberapa dukun untuk mengobati Jiung yang dianggapnya memang kesurupan. Kebingungan Salmah juga bertambah dengan hobby Jiung yang menjadi gemar memotret.

Jiung dan Sadam memainkan peran barunya dengan keahlian mereka masing-masing. Konflik semakin rumit dengan Sadam yang bertemu Sarah, dan mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama.

Dilain sisi, Jiung di kota juga sempat shock, waktu Hari menjodohkan dirinya dengan ALYA (24) seorang wanita dari kelas atas yang memiliki semua kesempurnaan sebagai seorang wanita. Alya sendiri juga sebenarnya adalah seorang artis papan atas yang selama ini diidolakan Jiung. Jiung bagai ayam berak kapur mendapati kenyataan dirinya akan bertunangan dengan Alya. Kedekatan Jiung dan Alya, ternyata menimbulkan rasa suka yang mendalam pada diri Jiung. Berkat Alya juga, Jiung melakukan pelatihan diri untuk menjadi sosok lelaki kelas atas seperti Sadam.

Jiung dan Sadam sudah terperangkap dalam permainan mereka sendiri. Pada suatu ketika, waktu dua minggu bergulir. Jiung dan Sadam kembali bertemu untuk menyudahi permainan mereka. Tetapi diluar dugaan Sadam meminta tempo lebih untuk kesepakatan mereka. Alasannya sudah jelas, karena Sadam telah kepincut hatinya dengan Sarah. Selain itu, Sadam merasa kehidupan Jiung yang sederhana sebagai rakyat biasa, adalah konsep hidup yang selama ini diharapkannya.

Dengan keputusan ini, tentunya Jiung tidak menerima ide gila Sadam yang ingin memperpanjang perjanjian mereka. Karena Jiung tidak mau dirinya menambah garis kebohongannya  kepada banyak orang. Apalagi dengan pak Hari,  yang menurut Jiung adalah figure seorang ayah yang selama ini dicarinya. Bahkan ketulusan cinta Alya yang membuat Jiung harus mengambil sikap, agar tidak terlibat semakin jauh dan kelak menyakiti perasaan Alya lebih dalam.

Terjadi keributan besar antara Jiung dan Sadam untuk mempertahankan pendirian masing-masing. Tanpa disadari Sadam yang berdiri ditengah jalan, keserempet sebuah mobil.  Sadam tergolek tak berdaya. Jiung melarikan Sadam ke rumah sakit. Tetapi naas jiwa Sadam tidak dapat ditolong.

Kematian Sadam membuat Jiung dilema dengan posisinya saat ini. Jadilah Jiung harus memainkan dua peran yang berberda, sebagai Jiung dan Sadam. Jiung yang tidak tahan juga dengan kebohongannya, akhirnya berterus terang dengan Andre (pengacara keluarga Hari) mengenai posisi dirinya yang sebenarnya. Bahkan mengenai kematian Sadam. Tetapi diluar dugaan, Andre meminta Jiung terus memainkan peranannya sebagai Sadam palsu. Tentunya niat Andre ini, kelak ingin mendapatkan bagian warisan Hari. Jiung benar-benar dalamm posisi serba terjepit. Karena bila dirinya berkata jujur, Andre  manakut-nakuti dirinya bahwa kelak dirinya akan dipenjara akibat kebohongan yang telah dilakukannya, dan hukumannya akan bertambah berat dengan kematian Sadam yang disebabkan karena permainannya bertukar peran. Bahkan dirinya juga akan bisa dituduh membunuh dua orang sekaligus, karena pastinya pak Hari akan mendapat serangan jantung mendadak apabila mendengar berita kematian Sadam. Tetapi hati kecil Jiung juga tidak ingin lagi membohongi semua orang, terutama Nyak Salmah, Alya dan Hari.

Apakah keputusan Jiung selanjutnya? Apakah dirinya akan berterus terang dengan mengorbankan dirinya dengan ancaman dijatuhi hukuman penjara dan mengorbankan perasaan cintanya yang semakin dalam pada Alya? Atau Jiung akan terus melakukan kebohongan dan melakukan peran ganda sebagai Sadam dan Jiung sekaligus? Bagaimanakah dengan Sarah yang terlanjur jatuh cinta dengan Sadam? Apakah Jiung juga terpaksa menerima cinta Sarah untuk menutupi kebohongannya?

bersambung

NOTE: Cerita ini pernah diangkat menjadi sinetron berjudul “MAT JIUNG”, Penulis Tiya Sirhan, SCTV.

Mungkin Anda Menyukai