Pammi dan Kapcin ketiduran di atas liang kubur yang mereka gali. Saat mereka terbangun, Pammi dan Kapcin mulai gelisah karena menunggu rombongan pengantar mayat Nila yang belum juga sampai. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyusul ke rumah Nila.
Sementara itu ustadz Yasir yang memimpin rombongan pembawa mayat Nila merasa aneh saat menyadari bahwa sudah lebih sejam mereka belum juga menemukan lubang kuburan Nila. Beberapa orang yang memikul keranda mayat mulai mengeluh karena bahu mereka terasa lelah. Namun ustad Yasir terus memerintahkan orang-orang untuk mencari lubang kuburan Nila.
Pammi dan Kapcin sampai di rumah Nila. Orang-orang yang berada di rumah mengatakan bahwa rombongan sudah berangkat satu jam yang lalu menuju ke kuburan. Akhirnya Pammi dan Kapcin kembali ke lokasi kuburan.
Ayyub (suami Nila) serta kedua anaknya Deju dan Rio yang ikut dalam rombongan pengantar mayat ikut panik karena tidak menemukan lubang kuburan Nila yang sudah digali. Padahal mereka sudah beberapa kali mengitari area pekuburan umum tempat Nila akan dikebumikan.
Setelah sekian lama rombongan pengantar mayat Nila berputar-putar di area kuburan, akhirnya Pammi dan Kapcin bertemu dengan rombongan pengantar jenazah Nila.
“Syukurlah kita ketemu,” kata Ustadz Yasir kepada Pammi dan Kapcin. “Kalian dari mana saja?”
“Kami mencari Ustadz,” sahut Pammi.
“Iya. Kami malah sudah menunggu kira-kira satu jam,” timpal Kapcin. “Malah kami sampai mimpi-mimpi segala bertemu dengan almarhumah Nila.”
Pammi lalu memberitahukan tempat lubang kubur Nila. Namun saat akan menunjukkan jalan, ternyata Pammi dan Kapcin malah ikut bingung mencari kuburan yang baru saja mereka gali. Ayyub menyadari bahwa ini merupakan peringatan Allah terhadap keluarganya, terutama bagi Nila semasa hidupnya.
“Baiklah saudara-saudara sekalian. Sudah satu zam lebih kita berkeliling pekuburan ini tapi kita tidak menemukan kuburan yang telah digali. Padahal kita telah dibimbing oleh orang-orang yang sudah khatam betul daerah ini. Zadi sekarang kita semua istighfar, mohon ampun kepada Allah. Hanya Allah lah yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar. Astagfirullah al’adzim.” Ustadz Yasir membimbing rombongan pengantar jenazah.
Dulunya Nila adalah seorang rentenir yang suka memberikan pinjaman kepada para pedagang kecil di pasar dekat rumahnya. Nila sangat perhitungan sekali dengan para pedagang yang ia pinjami. Bahkan seribu perak pun bisa menjadi sebuah pertengkaran besar jika ia merasa dirugikan. Orang-orang yang sudah mengenal tabiat Nila, akhirnya lebih banyak mengalah dan memberikan jumlah yang lebih dari yang mereka utang.
Di rumah, Nila sangat keras sekali dalam mendidik anak-anaknya. Ia juga sangat pelit dalam mengeluarkan uang. Bahkan Maryam ibunya, tidak jarang dibentak oleh Nila apabila lupa mematikan lampu atau televisi di rumahnya. Bagi Nila, hal semacam itu merupakan pemborosan dan karena itu tidak jarang rumah Nila sering gelap gulita hanya karena ia ingin berhemat.
Suatu hari Nila pergi naik haji bersama suaminya. Dan setelah pulang ke rumahnya, orang-orang yang ikut ke tanah suci bersama Nila menceritakan keanehan yang terjadi terhadap Nila. Selama di tanah suci, Nila lebih banyak bengong dan seperti orang kebingungan. Bahkan tidak jarang ia memarahi para petugas haji yang dianggapnya melakukan pemborosan. Bahkan pernah Nila melabrak seorang polisi di tanah suci hanya gara-gara Nila merasa tidak suka dengan lampu penerangan jalan yang menyala terus. Bagi Nila itu merupakan sebuah pemborosan.
Sesampai di rumahnya, Nila sangat ingin sekali bertemu dengan Maryam. Namun anehnya, Nila tidak dapat mengenali Maryam yang berada di dekatnya. Bahkan saat berbicara dengan Maryam, Nila terlihat seperti orang kebingungan. Suami serta orang-orang terdekat Nila berusaha meyakinkan Nila bahwa Maryam ada di dekatnya namun Nila sama sekali tidak mengenalinya. Hingga akhirnya Nila meninggal karena suatu penyakit. Dan menjelang ajalnya, Nila masih mencari-cari Maryam yang sebetulnya selalu mendampingi Nila selama di rumah sakit.
Kembali ke pekuburan, Ustadz Yasir dan semua pengantar mayat Nila beristirahat saat terdengar azan Dzuhur. Sebagian dari mereka pergi shalat ke mesjd dan sebagian menunggui mayat. Setelah berdoa kepada Allah, juga Ayyub meminta kepada Maryam, ibunya untuk memaafkan segela kezaliman Nila di masa lalu, akhirnya ustadz Yasir dan para pelayat lainnya dapat menemukan kuburan Nila yang sudah digali oleh Pammi dan Kapcin.
NOTE: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.