Tahap produksi dalam proses pembuatan film ini biasa disebut “syuting’. Ada juga yang bilang “suting” atau “soting”. Tergantung dialek masing-masing dan tergantung kebiasaan. Kegiatan syuting adalah pengambilan gambar dan suara dengan melibatkan semua kru dan sebagian pemain.
Proses syuting dilaksanakan sesuai dengan jadwal syuting yang telah dibuat. Jadwal syuting secara garis besar pada umumnya tercantum pada breakdown dan detail jadwal setiap harinya dicantumkan ke dalam rundown.
Jadwal syuting ini bisa serincin mungkin seperti ada jam mulai dan selesai setiap scene atau shot. Ada juga yang bersifat global seperti ada 4 scene dalam satu hari. Terserah scene mana yang mau ditake (shot) duluan, dan berapa jam yang dibutuhkan masing-masing scene.
Seluruh kru film dan para pemeran sebisa mungkin harus bekerja sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan agar proses pembuatan film selesai tepat waktu. Apabila melewati batas waktu yang telah dibuat dalam jadwal, maka diperlukan waktu tambahan dan tentunya hal tersebut akan mempengaruhi rancangan anggaran produksi.
Seperti yang telah disampaikan dalam artikel sebelumnya, pembuatan film sifatnya kolaboratif, karena kegiatan ini melibatkan sejumlah kegiatan dengan didukung oleh latar belakang keahlian yang berbeda-beda. Dari seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan film, termasuk aktor dan aktris, harus dapat bersinergi dan saling mendukung, agar setiap aspek pekerjaan terlihat sempurna untuk menghasilkan film berkualitas.
Tahapan ini dimana hampir seluruh team work mulai bekerja. Seorang sutradara, produser atau line produser sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi kru dalam tiap tahap ini. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan oleh unti produksi saat syuting adalah :
Memastikan kru dan pemain datang tepat waktu
Semua kru dan pemain dituntut untuk bekerja profesional. Salah satu sikap profesional adalah datang tepat waktu sesual callingan (kolingan) syuting. Jika callingan on loc adalah jam 07.00 maka setidaknya 5 menit sebelumnya sudah tiba di lokasi.
Unit produksi (salah satu) harus sudah ada di lokasi sebelum kru yang lain datang. Biasanya bersamaan dengan kru artistik atau bisa lebih cepat. Soalnya dia yang berkepentingan terhadap perjanjian sewa menyewa dengan pemilik lokasi.
Di hari pelaksanaan syuting, unit produksi akan mengecek siapa-siapa saja kru dan pemain yang belum tiba di jam yang telah ditentukan. Jika ada keterlambatan, dia harus tahu posisi kru atau pemain itu telah berada di mana. Apakah masih di rumah, atau sudah di jalan. Kalau masih di jalan, berapa lama lagi akan tiba di lokasi.
Setelah kru atau pemain itu tiba, unit produksi harus mengevaluasi apa penyebab mereka terlambat. Apakah karena telat bangun, atau macet, atau ban bocor, atau apa saja untuk mencari solusi agar di hari berikutnya tidak terjadi lagi.
Semua ini dilakukan agar proses syuting bisa berjalan dengan normal dan tidak ada hambatan. Sebab akan berpengaruh pada jadwal dan anggaran.
Memastikan makanan dan minuman tersedia tepat waktu
Unit produksi harus memastikan makanan, minuman, dan cemilan harus tersedia tepat waktu sesuai jadwal makan. Keterlambatan distribusi makanan bisa menyebabkan kesehatan dan performa kru atau pemain berkurang. Bisa saja sakit terutama yang mengidap asam lambung tinggi.
Paling tidak 30 menit sebelum jam makan, katering itu sudah sampai. Di cek juga apakah menu dan jumlah makanan yang diorder sudah sesuai dengan pesanan. Jika tidak maka harus segera dicari solusinya, apakah kekurangan itu dipenuhi dari warung padang terdekat, atau bagaimana.
Unit produksi tidak boleh membiarkan ada satu kru / pemain yang kelaparan. Karena bisa saja kru / pemain yang kelaparan itu marah dan terjadi pertengkaran yang tidak perlu. Kondusifitas di lokasi harus betul-betul dijaga.
Minuman air putih, kopi, teh, juga wajib disediakan. Terutama air putih ini tidak boleh kosong. Kebutuhan setiap orang akan air putih tidak sama. Apalagi kru yang bekerja keras menggunakan fisik, pasti sangat membutuhkan air putih.
Mengatur kendaraan yang datang dan pergi di lokasi syuting
Jangan anggap sepele soal parkir kendaraan. Soal sepele tapi membutuhkan penanganan yang tepat. Mengatur kendaraan mana yang harus dekat dengan set. Kendaraan mana yang tidak boleh bocor di frame. Kendaraan mana yang mobile yang selalu hilir mudik. Yang terpenting juga parkir kendaraan ini tidak boleh menganggu warga sekitar yang ingin lewat. Apalagi parkirnya di depan rumah orang. Wah. Bisa-bisa kena damprat dan akan menganggu keseluruhan kegiatan syuting.
Jika memang set/lokasi itu akan menganggu warga dan lalu lintas di areal tersebut. Maka wajib berkoordinasi dengan polisi, RT/RW, dan keamanan setempat. Pengalihan lalu lintas wajib mendapat izin dan
Memastikan ketersediaan alat yang telah disewa
Unit produksi harus selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang akan mengganggu jalannya syuting. Salah satunya adalah ketersediaan peralatan yang disewa. Cek kembali peralatan-peralatan mulai dari genset, perangkat kamera dan lampu, sound recorder, video assist, mobil jemputan, lokasi, handy talky, bahan baku, memory card, dan lainnya.
Apakah telah tersedia dan dalam kondisi baik? Jika tidak segera temukan solusinya. Apakah datangkan yang baru? Atau bagaimana. Semakin cepat menemukan solusinya maka semakin baik demi kelancaran syuting.
Melayani hal-hal yang dibutuhkan segera
Unit produksi hakikat pekerjaannya adalah melayani segala hal yang dibutuhkan semua departemen dalam produksi film. Jika ada hal yang mendesak untuk diadakan, maka unit produksi harus cekatan mengantisipasi hal tersebut.
Mungkin tiba-tiba battery habis, maka unit produksi harus segera membelinya. Mungkin tenda rusak, maka gimana caranya agar tenda tersebut bisa kembali berdiri dan digunakan. Mungkin figuran yang dibutuhkan ternyata harus ditambah. Maka unit harus segera mencarinya.
Ada saja hal-hal yang mendesak dan tak terduga dibutuhkan di lapangan. Maka unit produksi harus memperlebar penglihatan dan mempertajam pendengaran agar hal-hal tersebut bisa segera teratasi.
Bisa saja tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya akan turun hujan. Unit produksi harus menyediakan terpal, plastik, dan alat pengering agar syuting bisa berjalan kembali.
Unit produksi tidak boleh kagetan. Harus sigap dengan segala kondisi.
Mengatasi segala hambatan yang terjadi di lokasi
Syuting film dengan persiapan yang sempurna, bukan berarti tidak akan ada kendala. Berdasarkan pengalaman berbagai orang, ada ada saja hambatan yang terjadi. Mulai dari hambatan kecil, hingga yang besar. Untuk itu unit produksi wajib memiliki kreatifitas segudang untuk memecahkan masalah tersebut.
Hambatan yang kerap terjadi mulai dari alat yang tiba-tiba rusak, keterlambatan kru dan pemain, makanan telat datang, gangguan lalu lintas, gangguan keamanan.
Hambatan bisa saja berupa konflik antarkru, antarpemain, konflik kru dan pemain. Maka unit produksi harus punya jiwa kebapakan untuk mengatasi hal ini. Manajemen konflik harus dilakukan semaksimal mungkin. Jika harus, konsultasikan dengan produser.
Menjaga keamanan, kebersihan, dan kesehatan kerja
Syuting di studio atau di lokasi yang memang sering digunakan untuk syuting memang minim gangguan keamanan. Tapi bila lokasinya di pasar, terminal, pelabuhan, bandara, tempat wisata, dan tempat keramaian lainnya. Unit produksi harus ekstra bekerja keras untuk mengatasi gangguan keamanan ini.
Peralatan harus dijaga, set harus steril, pemain harus aman. Apalagi jika banyak massa yang datang untuk menonton proses syuting. Penjagaan harus ditambah. Mungkin melibatkan satpol pp atau polisi.
Kebersihan juga harus diutamakan, terutama saat selesai syuting. Lokasi harus bersih seperti pertama kali datang. Jangan meninggalkan sampah sedikit pun. Selain untuk kesehatan, hal ini juga untuk menjaga hubungan baik dengan pemilik lokasi agar mereka percaya untuk meminjamkan lokasinya kembali di kemudian hari.
Banyak tim produksi yang mengabaikan hal ini sehingga suatu saat ada tim produksi lain yang ingin menggunakan lokasi tersebut, pemiliknya enggan karena trauma mengingat kesembronoan tim produksi sebelumnya yang jorok dan tidak peduli kebersihan.
Mengkoordinasikan semua hal bila ada perpindahan lokasi
Saat terjadi perpindahan lokasi, unit produksi harus sigap mengkoordinasikan semua departemen. Mulai dari packing alat, pengaturan kendaraan, kebersihan, hingga mempersiapkan lokasi berikutnya.
Unit lokasi harus dibagi kerjanya. Ada yang mengurusi lokasi pertama, dan ada yang sudah stand by di lokasi yang kedua.
Membayar segala hal yang perlu dibayar
Unit keuangan harus segera membayar semua yang harus dibayar untuk hari itu. Apakah sewa lokasi, sewa alat, bensin, keamanan, figuran, uang saku, uang transport, dan apa saja yang perlu dibayar. Jangan sampai berhutang atau menunda pembayaran. Karena akan menyulitkan diri sendiri Karena besok-besok ada kewajiban lain yang harus dibayar.
Buat juga laporan keuangan harian agar dapat dikroscek oleh pimpinan produksi dan produser. Kepercayaan akan keuangan menjadi poin penting agar unit produksi dapat dipanggil lagi bekerja di produksi berikutnya.
Mengecek jadwal syuting
Selalu mengecek jadwal syuting. Apakah sudah terpenuhi semua atau bagaimana. Koordinasikan dengan asisten dan sutradara bila ada hal-hal yang menghambat jadwal untuk dijadwalkan di lain hari.
Membuat calling untuk hari berikutnya
Membuat callingan untuk hari berikutnya setelah berkoodinasi dengan asisten sutradara. Callingan berupa lembar kolingan. Dan dibackup dengan callingan pesan di SMS atau di WA. Cek kembali detil callingan jangan sampai salah.
Membuat laporan hasil syuting
Bersama pencatat adengan atau script supervisor dan asisten sutradara, pimpinan produksi membuat laporan harian syuting dengan mengisi lembar laporan harian atau daily shooting report. Laporan harian yang benar akan membuat kepercayaan produser bertambah kepada unit produksi.
BACA JUGA:
- Manajemen Produksi Film Part 1
- Memulai Membuat Film, Tahap Inisiasi
- Kerja Departemen Produksi di Tahap Pra Produksi Film
- Kerja Departemen Produksi di Saat Syuting
- Manajemen produksi tahap Pasca Produksi