Hamas Syahid Hampir Mati Tenggelam Saat Syuting Film Duka Sedalam Cinta

Jika menonton film Duka Sedalam Cinta, di adegan-adegan awal film ada scene di mana Hamas Syahid yang berperan sebagai Mas Gagah, jatuh dari tebing karena keasyikan memotret suasana alam yang cantik di wilayah Batu Angus, Ternate.

Oleh Barly J. Fibriady, kameramen spesialis underwater, semua sudah dipersiapkan dengan baik. Ada 5 sampai 6 orang diver atau penyelam lokal Ternate yang ikut membantu tugas-tugas pengambilan gambar di bawah laut. Mereka telah menyisir bawah laut Teluk Sulamadaha atau yang dikenal juga dengan Hol Sulamadaha. Mereka lakukan sterilisasi areal syuting dari sampah dan lainnya. pemain tinggal masuk, syuting, dan selesai sudah.

Para diver ini akan membantu mengarahkan posisi pemain, menjaga pemain jika membutuhkan sesuatu, dan memberi refrigerator sesegera mungkin saat pemain telah kehabisan nafas. Para diver lokal dari tim Dodoku Dive ini sangat cekatan dan sigap dalam membantu keperluan syuting. Arahan dari kameramen bawah laut Barly pun cepat ditangkap dan dilaksanakan dengan baik.

Sebenarnya adegan ini bisa langsung di-take meski tanpa pantauan sutradara. Toh adegan Mas Gagah terjun ke laut yang menggunakan stuntmen (pemeran pengganti) pun telah disyut secara mandiri. Tetapi saya mempunyai firasat lain. Saya harus memantau adegan yang dilakukan sendiri oleh Hamas Syahid itu.

Dan ternyata dugaan saya benar. Beberapa kali pengambilan gambar (take) tidak berjalan mulus karena durasi shotnya sangat sedikit. Tidak cukup untuk menampakkan wajah Mas Gagah yang tenggelam. Saya pun mengambil peran sutradara sebagai motivator kepada pemain. Menyemangati Hamas yang mulai menyerah melakukan adegan itu. Beberapa model kalimat tausiyah saya sampaikan agar Hamas mau mengulang untuk mendapatkan hasil gambar terbaik.

Melihat keletihan dan ketidaksanggupan pemain dalam melangsungkan adegan, saya hampir saja ikut menyerah dengan keadaan itu. Ya sudahlah. Pakai shot yang ada saja. Mungkin nanti bisa diakalin di editing. Begitu pikir saya. Tetapi kemudian saya membayangkan bahwa bagaimana jika nanti gambarnya kurang bagus, actionnya juga biasa saja. Wah, tidak bisa. Kita harus memberikan yang terbaik buat penonton.

Saya semangat lagi. Lalu berusaha menyemangati Hamas yang semakin loyo dan letih. Untungnya kameramen dan kru diver lainnya masih semangat. Padahal mereka sejak pagi sudah berada dalam air. Oke, take lagi bro.

Take kembali dilakukan. Pemain dan kru nyemplung ke dalam air. Saya menanti dengan penuh harap di atas, sambil kadang ngintip menggunakan alat snorkeling. Alhamdulillah hasil terbaik telah didapatkan. Matahari pun mulai condong ke barat. Tak mungkin lagi bisa mengambil adegan di dalam laut karena cahaya matahari kurang memadai.

Briefing di atas air oleh kameramen underwater Barly J. Fibriady dan Sutradara sebelum take di dalam laut.

Lama berselang setelah kegiatan syuting itu. Ternyata Hamas Syahid menyimpan kenangan mendalam dari adegan di Hol Sulamadaha itu. Dan inilah curhatannya jelang penayangan film Duka Sedalam Cinta yang dikutip dari akun instagramnya:

Salah satu scene film @dukasedalamcinta yang tidak akan pernah saya lupakan. 15 Detik. Hanya 15 detik permintaan pak sutradara @immank.fsyah (Firman Syah) untuk menahan napas di bawah laut sedalam +- 10 meter.

Lalu take ke 7 under water itu pun dimulai.

5 detik pertama keadaan masih seperti biasa. Saya menahan nafas sambil menikmati biru laut yang samar-samar terlihat. Pemberat di sekeliling badan semakin membuat saya tertarik ke kedalaman.

5 detik kedua perasaan cemas setengah takut mulai merayap. Apa kameramen benar-benar sedang mengambil gambar? Apa para safety guard mengawasi dengan baik?

5 detik ketiga, entah take berhasil atau tidak, saya menggerakkan kedua tangan keras. Memberi isyarat nafas sudah tidak kuat.

Tidak ada jawaban. Tidak ada suara.

Tidak ada satupun safety guard yang nampak mendekat. Sepi.

Seketika take bawah laut itu berubah mencekam. Dari menikmati pemandangan, menjadi ajang teriak minta tolong.

Saya KELELEP.

1 detik. 2 detik. 3 detik.

Saya terus berteriak minta tolong sambil merasakan air laut yang semakin banyak masuk ke dalam mulut, tertelan ke dalam tenggorokan. Asin.

Saat nafas benar kosong. Saat buih tak lagi keluar. Saat semuanya mulai terlihat gelap, tiba-tiba satu regulator selam menghampiri mulut. Mengalirkan Oksigen. Saat itu juga saya mengambil nafas sedalam dalamnya, membuat aliran darah kembali berarus.

Tubuh saya mulai bergerak ke atas, ditarik menuju permukaan. Allah masih menyelamatkan nyawa saya.

Sore itu, saya tidak pernah lupa. Sore di mana saya merasakan untuk sesaat kematian berada sangat dekat dengan saya.

Sedekat Urat Nadi.

Assalamu’alaikum teman-teman.

Duka Sedalam Cinta akan segera tayang 29 Hari lagi Insya Allah di seluruh bioskop tanah air.

Jangan lupa ajak temen-temen, keluarga, sahabat-sahabatnya, yaa.

Jangan lupa juga tonton di hari pertama! ??â €

#dsc #dscthemovie #dukasedalamcinta #filmindonesia #hamassyahid

Sumber: Akun Instagram @hamas.syahid

Setelah mengecek hasil syuting, maka kami pun segera kembali ke set utama di danau Tolire Kecil untuk mengambil adegan-adegan lainnya. Hamas pun istirahat karena scene berikutnya menggunakan pemain lain: Masaji Wijayanto (Yudi) dan Ust. Salim A. Fillah (Kyai Ghufron).

Begitulah kenangan syuting film Ketika Mas Gagah Pergi the Movie dan Duka Sedalam Cinta yang tak mungkin terlupakan. Lalu diberi catatan seperti ini akan bisa terus dikenang. Menjadi lembaran sejarah kehidupan bagi kami yang ditakdirkan terlibat di produksi ini. Juga menjadi pelajaran berharga buat hari depan.

Mungkin Anda Menyukai