Karya: Firman Immank Syah saat negeri terus dirundung dukaair mata ibu pertiwi jatuh tak sudahsudahderita rakyat semakin menderapongah penguasa lakunya bak penjajahmaka bangkitlah wahai
Puisi
Dingin
saat dingin menancap di permukaan pori-pori kulitku ia berkata : “mampuslah kau manusia, akan kubekukan jazadmu, kubekukan otakmu, kubekukan hatimu, rasain, kau tidak mungkin
Dendang Lontara Diiring Acapela Yang Bersiul-siul
ka ga nga nka pa ba ma mpa ca ja nya nca ya ra la wa sa a ha inilah lontara berguman dan
Pesan Ayah Untuk Anaknya
Wahai anakku… berfikirlah dan berbuatlah layaknya orang terpelajar jangan bertindak bodoh dan kampungan jaga dirimu kala sedang menuntut ilmu di pulau nan jauh di
Balada Istri Yang Kerudungnya Melambai-lambai
I istriku dimana istriku yang kau sembunyikan dibalik kantong celanamu bersama bangkai-bangkai suami yang berabad-abad teronggok di atasnya istriku dimana isteriku ingin kusunting
Sejarah Panjang Yang Tergores Luka
I datanglah seorang kawan kepadaku membawa berkarung-karung cerita dari negrinya yang dipikul pada pundaknya yang mencong dari jauhnya jalan berkerikil juga aspal II
Roman Picisan Sang Dewa
Kau yang dini lincah bergerak ke tepi gang Ada gerobak nasi goreng yang dok-dok Cahyanya main-main lewat celah pagar Yang gedungnya putih berubah merah
Dan Allah Cinta Para Mujahid
(1) bila kulihat senyummu dan manis tutur katamu tak sangka aku kau tentara garang di medan perang kau potret kesalehan sekaligus kejantanan separuh bulan
Bangsa Galau
I baby sitter sibuk mengasuh anak tuannya sedang anaknya sendiri terlantar di jalanan kota para tkw sibuk melayani majikannya majikan anak minta susu majikan
Kamera Lautan Asmara
dua remaja sedang dimabuk asmara atas nama cinta mengabadikannya di depan kamera beradegan seronok selayak bintang film ternama tak hiraukan nilai adat dan agama