Buku Sehat Humor ala dr. H. Sofyan Hasdam, Sp.S

Humor itu penting. Hidup akan gersang tanpa humor. Dalam tubuh dan jiwa yang sehat, sebaiknya terhapat humor yang bergizi. Dengan humor, sehari-hari kita bisa rileks dan tersenyum di tengah rutinitas hidup yang kerap dihantui stress.

Anehnya, sekarang semakin banyak orang yang sulit tersenyum apalagi tertawa. Mungkin akibat numpuknya lemak tugas dan tanggung jawab yang tidak dibarengi asupan vitamin humor.

Manfaat humor sangat banyak sekali. Humor bisa bikin orang cerdas. Memperlancar aliran darah dan pernapasan. Merawat kekebalan tubuh serta mengurangi stress, mencegah serangan jantung, menghambat rasa sakit sekaligus mempercepat kesembuhan. Dahsyat.

Masih nggak percaya? Ayo buktikan sendiri khasiatnya, karena humor tidak bisa diwakilkan seperti jual beli barang.

Sebenarnya humor tujuan utamanya adalah mencairkan suasana sumpek atau bete. Sekedar bergenit ilmiah, menurut pakar dalam Fluge, 1959:709, arti humor dalam bahasa Inggris adalah cairan. Pasalnya dalam ilmu faal kuno, dikenal empat macam cairan yang menentukan bagi seseorang. Cairan darah, lendir, empedu kuning, dan empedu hitam. Nah, cairan inilah yang menentukan temperamen seseorang. Maka lahirlah istilah humor atau cairan untuk mencairkan sel-sel tubuh agar tidak tegang. Meski diakui tegang itu selalu diperlukan, karena kita tidak akan perlah lahir tanpa adanya “ketegangan”.

Dari pengalaman bergaul dan bertugas sebagai dokter ahli saraf dan pejabat pelayanan masyarakat di berbagai daerah, saya (dokter Sofyan Hasdam) telah bertemu dan mengamati banyak orang dengan bermacam karakter. Dari dokter, pasien biasa hingga pasien sakit jiwa, anak sekolah, mahasiswa, petani, pedagang, tukang becak, supir angkot, tokoh agama, tokoh pemuda dan masyarakat, anggota DPR, pemerintah tingkat RW sampai beberapa presiden.

Mereka-mereka inilah lumbung inspirasi yang selalu membangkitkan selera humor sekaligus mencubit urat syaraf saya untuk berbagi tawa lalu menuliskan cerita-cerita lucu ini.

Senyum dan tawa merupakan anjuran agama dan kesehatan. Tapi ingat, tertawalah sebelum tertawa itu dilarang. Tertawalah selalu pada tempatnya, dan jangan tertawa terus-menerus, nanti kena tonjok orang atau dianggap nggak waras alias gila.

Akhirnya, saya berterima kasih kepada istri dan anak-anakku tercinta yang selalu membuat saya tersenyum. Juga kepada sahabat, teman-teman seprofesi dan teman di pemerintahan yang banyak memberi lemak stress sekaligus vitamin humor.

Selamat menikmati cerita dan anega humor pendek edisi perdana dalam 100 tawa pilihan di buku yang mungil ini.

H.A. Sofyan Hadam

Tawa 1

Pasien Cerewet

Suatu sore, seorang pasien perempuan mengunjungi kios praktek dokter umum. Bosan dengan keluhan pasien itu, dokter menyuruhnya buka mulut sambil mengeluarkan lidah. Barulah dokter bisa tenang menulis resep dan segera menyerahkannya sambil berbisik.

“Mulut Anda boleh ditutup kembali dan silahkan bayar jasa dokter lalu tinggalkan ruang praktek ini!” pinta Sang Dokter.

Perawat yang menyaksikan tentu saja kaget.

“Dok, pasien tadi kok disuruh buka mulut sambil ngeluarin lidah. Tapi mulut dan lidahnya nggak perah diperiksa?” Tanya perawat heran.

“Ibu itu pasien saya yang paling cerewet. Kalau nggak digituin, pasti nggak berhenti ngomong!” jawab sang dokter sinis.

***

Balas Budi

Seorang dokter tua dikaruniai anak yang baru lulus sekolah kedokteran dengan nilai cumlaude. Anak itu merasa berutang budi dan perlu balas jasa orang tua yang setiap hari sibuk meladeni pasien.

Karena kasihan, ia menyarankan kepada ayahnya istirahat dan refresing ke luar negeri. Ayahpun setuju. Dan praktek ditangani sementara waktu oleh anak.

Pikniklah sang ayah. Setelah sebulan keliling dunia, ia kembali. Sebelum mengawali praktek, ia melakukan evaluasi dan mendengar laporan anaknya.

“Ayah, semua urusan praktek berjalan baik. Malah, beberapa pasien yang di tangan ayah nggak sembuh-sembuh, tapi dengan teori pengobatan mutakhir yang baru saya dapat dari fakultas kedokteran, maka hanya dalam dua kali pengobatan, para pasien itu sembuh total,” urai anaknya bangga.

Mendengar penjelasan itu kening sang ayah berkerut.

“Ini kesalahan besar yang kamu lakukan dalam praktek. Selama ini, saya biayai sekolahmu dari pasien yang tidak sembuh-sembuh itu! Bentak sang ayah.

**

“Memang dokter dilatih menulis resep obat sejelek-jeleknya, tapi menulis kuitansi sejelas-jelasnya.”

HAHA

Keterangan Buku

Judul Buku: Humor Sehat: 100 Tawa Pilihan

Penulis: dr. H. A. Sofyan Hasdam, Sp.S

Penerbit: Sofyan Hasdam Center

Tahun terbit: 2008

Tebal halaman: 126

Bahan Sampul: Soft Cover

BELI BUKUNYA DI SINI: KLIK

Mungkin Anda Menyukai