5 Film India dari Sutradara Rajkumar Hirani yang perlu kamu tonton

Rajkumar Hirani memang tidak seterknal film-filmnya seperti 3 Idiots atau PK, tapi kerja penyutradaraannya telah mengguncang jagad dunia dan membuatnya sebagai sutradara terbaik India. Keunggulannya terletak pada bagaimana dia memadu-seimbangkan antara idealisme, orisinalitas, dan hiburan dalam film-filmnya. Karyanya tidak hanya menghibur, tapi juga sarat dengan inspirasi, edukasi, dan anjuran moral.

Intensitas mengolah naskah, keuletan dalam meniti karir, kesabaran menanti takdir, membuat Raju Hirani melejit dan berada dalam jejeran sutradara papan atas India bahkan dunia. Meski Hirani tidak datang dari keluarga film, ia mampu menembus industri film yang sarat dengan persaingan dan nepotisme.

Ia berasal dari keluarga kelas menengah. Ayah dan nenek moyangnya sebenarnya berasal dari Mehrabpur, Pakistan. Tapi karena terjadi pemisahan maka keluarganya hijrah ke Nagpur, India. Raju Hirani lahir dan dibesarkan di Nagpur. Semasa kecil ia sering membantu ayahnya berjualan mesik ketik, peralatan kantor, dan kalkulator. Ia lulus sekolah menengah jurusan bisnis dan seperti orang India kebanyakan, ia pun ingin berkuliah di jurusan Teknik tapi dia lebih suka seni.

Sambil kuliah di perguruan tinggi jurusan bisnis, dia tetap membantu ayahnya berjualan kalkulator. Malam harinya dia bergabung dengan kelompok teater. Di sinilah dia mulai menulis drama, berakting, dan menyutradarainya. Inilah satu-satunya kegembiraan Raju Hirani. Setiap hari hanya menunggu datangnya malam.

Pamannya yang seorang pengacara pajak penghasilan menyuruhnya untuk kuliah akutansi tapi Raju memberanikan diri menolak tawaran itu. Ayahnya pun mendukungnya. Kata sang ayah: “Jangan lakukan itu! Lakukanlah apa yang kamu ingin lakukan.” Raju pun mengungkapkan bahwa dia ingin membuat film tapi tidak tahu bagaimana caranya. Sang Ayah lalu menyuruhnya mendaftar di institut film di Bombay.

Kuliah film

Hirani pun mendaftar tapi karena dia tidak tahu apapun tentang sinema, ia tak pernah dipanggil untuk sesi wawancara. Gagal tes pendahuluan. Ia pun kuliah di fakultas hukum. Terpaksa tapi dia menerima proses itu sambil tetap bermain teater. Dari situlah ada temannya yang menyarankan tetap mendaftar di FTII (Institut Film dan Televisi India) tapi jangan memilih penyutradaraan karena persaingan sangat ketat.

“Ambil jurusan editing,” begitu saran temannya.

Raju Hirani pun diterima. Dia gembira tapi tidak tahu sama sekali tentang penyuntingan film.

Setalah lulus kuliah, ia pun bekerja sebagai editor yang mengedit film-film iklan komersial selamat bertahun-tahun. Dia akhirnya diberi kesempatan untuk membuat iklannya sendiri. Selama bekerja sebagai editor, dia merasa seperti menulis sendiri film itu. Dia melakukan sedikit kreatifitas dalam editing untuk menghadirkan impresi atau emosi tertentu. Tapi semua itu belum memuaskan hatinya.

Ia pun mulai melamar ke PH besar Vidhu Vinod Chopra. Dia mengerjakan promo dan trailer film 1942: A Love Story (1994)., dan mengedit promo film Kareeb (1998). Setelah itu Ia mendapat kesempatan pertamanya sebagai editor film dalam Mission Kashmir (2000). Ia beruntung karena editor utama di PH itu jatuh sakit dan tidak ada yang bisa menggantikan. Raju Hirani senang bekerja sama dengan Vinod, terlebih karena Vinod selalu memotivasinya bahwa suatu saat ia harus membuat filmnya sendiri.

Raju Hirani lalu meminta izin untuk menulis naskah selama 6 bulan dan tidak bisa diganggu dengan pekerjaan editing film. Meski ternyata skenario film baru selesai setelah 9 bulan. Bagi Raju Hirani, naskah film itu sangat penting. Skenario adalah satu-satunya tolak ukur orang lain terhadap dirinya yang belum mempunya pengalaman sebagai sutradara film. Karena tidak ada yang mau bekerjasama dengannya hanya memiliki pengalaman membuat film iklan. Terlebih dia sama sekali tidak punya keluarga dan koneksi kuat di industri film Bollywood.

Rajkumar Hirani memulai naskahnya dengan mencari apa ide dasarnya. Siapa protagonist, dan seperti apa adegannya. Dia juga mencari ide dengan keluar rumah berjalan-jalan: merekam dan membuat catatan. Esoknya dilakukan lagi hal yang sama, lalu duduk merenung dan mengelaborasi beragam peristiwa dan pengalaman pribadinya untuk menjadi sebuah cerita yang utuh.

Dalam perjalanannya sepanjang ini sebagai sutradara, film-filmnya selalu meraih box office dan memiliki bobot gagasan yang kuat. Penuh makna dan perenungan hidup. Maka tidak salah jika saya menyarankan pada Anda untuk menonton film-filmnya. Menikmati hiburan dan menyerap banyak inspirasi. Berikut film-film Rajkumar Hirani yang patut Anda tonton:

Munna Bhai MBBS (2003)

https://youtu.be/6lCGvu-hwX4

Film ini adalah debut pertama Raju Hirani setelah menulis naskah selama 9 bulan, kemudian mengalamani pengembangan skenario selama 2 tahun. Film yang diproduseri oleh Vdhu Vinud Chopra ini mirip dengan film komedi Patch Adam yang ceritanya sama-sama tentang dokter dan rumah sakit.

Munna Bhai MBBS ini berkisah tentang Murli Prasad Sharma atau Munna (Sanjay Dutt) seorang mafia di kota Mumbai yang bidang kerjaannya menagih utang, memeras, mencuri, dan sejenisnya. Dia dibantu oleh sahabat sekaligus tangan kanannya Circuit (Arshad Warsi) yang loyalitasnya sangat tinggi.

Ayah Munna, Shri Hari Prasad Sharma (Sunil Dutt) berkeinginan anaknya menjadi dokter. Hal ini membuat Munna berpura-pura menjadi dokter dan mempunyai rumah sakit saat Ayah dan Ibunya datang berkunjung.

Markas geng Munna seketika disulap menjadi rumah sakit. Semua anak buahnya berperan menjadi tenaga kesehatan dan pasien. Ayah Munna sangat senang. Dia lantas ingin menikahkan anaknya dengan dr. Suman Asthana alias Chinki (Gracy Singh) waktu secara tidak sengaja bertemu ayah Chinki, dr. Asthana (Sunil Dutt).

Kebohongan Munna terbongkar saat mereka datang melamar ke rumah Chinki yang saat itu tidak ada di rumah. Dr. Asthana mengusir Munna beserta ayah dan ibunya diusir. Ayah Munna kecewa marah pada Munna yang telah membohonginya. Sejak saat itu Munna bertekad menjadi dokter sesungguhnya.

Dia pun mendaftar di universitas terbaik agar bisa menjadi dokter lalu menikahi Chinki. Sayangnya, keinginannya itu dihambat oleh dr. Asthana yang kebetulan menjadi dekan di kampus itu.

Lalu bagaimana akhir ceritanya? Sila tonton sendiri. Seru.

Film ini mengukir sukses besar dalam penayangan di India. Di hari pertama rilis, bangku hanya terisi 50% di penayangan jam 1 siang. Raju Hirani yang ikut menonton di bioskop, melihat langsung penonton bertepuk tangan penuh antusias. Di jam penayangan berikutnya papan bioskop tertulis “full house” artinya tiket habis. Rupanya orang-orang yang menonton siang, menelpon teman-teman mereka untuk datang menonton di jam berikutnya.

“Promosi dari mulut ke mulut itu sangat kuat. Ini menjadi alasan agar film Munna Bhai MBBS mendapatkan layar lebih di hari berikutnya,” kenang Rajkumar Hirani.

Film ini diganjar penghargaan di Festival Filmware sebagai nominasi sutradara terbaik.

Lage Raho Munna Bhai (2006)

https://youtu.be/6ETg_mDL1VM

Banyak yang bilang bahwa film ini adalah sekuel dari film sebelumnya, Munna Bhai MBBS. Tapi ternyata ceritanya sama sekali tidak berkaitan dengan kisah film sebelumnya. Hanya beberapa karakter dan setting yang sama. Selebihnya sangat berbeda.

Raju Hirani tadinya memikirkan cerita lain untuk film berikutnya. Adalah kisat tentang seorang anak laki-laki di tahun 1040-an yang bertemu dengan Mahatma Ghandi atau kerap dipanggil Bapu. Setelah berjalan beberapa hari, anak ini sangat terkesan dengan pribadi Bapu. Hingga suatu hari anak itu mengalami kecelakaan dan koma selama 50 tahun. Ketika sadar, semua telah berubah dan dia sedih melihat kenyataan. Lalu anak itu berhalusinasi tentang Bapu.

Hirani sangat terobsesi oleh cerita ini selama bertahun-tahun. Tapi ia sendiri bosan dengan cerita itu lalu ia mengubahnya menjadi tentang Munnah Bhai yang berhalusinasi tentang Gandhi.

Awal kisahnya saat Murli Prasad Sharma alias Munna (Sanjay Dutt) terobesi dan jatuh cinta kepada Jhanvi seorang penyiar radio cantik. Untuk bisa bertemu dengan Jhanvi (Vidya Balan), Munna harus bisa menjawab kuis di radio yang menanyakan tentang sejarah Gandhi. Untuk itu, sahabat sekaligus tangan kanan Munna, Circuit (Arshad Warsi) menghadirkan beberapa profesor untuk membantu menjawab pertanyaan dari Jhanvi. Akhirnya Munna diundang ke radio bertemu Jhanvi.

Pada pertemuan mereka, Munna mengaku bahwa dia bisa menjawab semua pertanyaan itu karena dia adalah seorang profesor di sebuah kampus. Jhanvi sangat terkesan lalu mengundang Munna untuk hadir di rumah yang disebut “Second Innings House” untuk bertemu sahabat lansianya dan memberikan pelajaran sejarah tentang Gandhi.

Munna kelabakan dan terpaksa harus mengunjungi perpustakaan untuk membaca semua buku tentang Ghandi atau biasa dipanggil Bapu. Karena kebanyakan baca buku, Munna berhalusinasi bahwa Bapu bisa hadir saat ia membutuhkan. Jhanvi pun semakin terkesan saat Munna berhasil menjawab pertanyaan sahabat lansia dengan penuh kebijaksanaan.

Jhanvi lalu mengajak Munna siaran radio bersama untuk menjawab pertanyaan dan menemukan solusi dari pemirsa. Tentu dengan menggunakan cara Gandhi yang penuh kebijaksanaan tanpa kekerasan. Suatu hal yang berkebalikan dengan kebiasaan Munna dan gengnya.

Konflik baru terjadi saat Lakhbir Singh seorang pengusaha hitam merebut paksa rumah Jhanvi “Second Innings House.” Padahal Lakhbir dan Munna sering bekerja sama di dunia kriminalitas. Munna yang telah mencintai Jhanvi pun lalu berseberangan dengan Lakhbir. Ia bertekad agar rumah tersebut dapat kembali kepada Jhanvi meski Lakhbir sudah menawarkan pada Munna ganti yang lebih baik.

Semua ditampik oleh Munna. Masalah baru muncul karena Lakhbir akan membongkar kebohongan Munna yang mengaku profesor kepada Jhanvi.

Di sini saya tidak akan menceritakan hingga akhir film. Sila ditonton sendiri untuk mendapat hiburan dan inspirasi kebaikan.

Film ini sekali lagi sangat menghibur sekaligus mengedukasi. Dalam sessi wawancaranya dengan J. Ramachandran dan Sourav Mukherjee, Raju Hirani mengatakan bahwa film dibuat untuk menghibur.

“Misi utama saya adalah, ‘Saya akan menghibur’. Tidak ada yang masuk ke bioskop untuk dikhotbahkan atau untuk belajar sesuatu. Jadi saya harus yakin bahwa apapun yang saya lakukan, bahkan ketika saya memiliki pesan untuk disampaikan, itu harus dilakukan dengan cara yang sangat menghibur.”

Film Lage Raho Munna Bhai ini meraih box office dan mendapat ganjaran 4 penghargaan dari festival film di India. Film ini juga menjadi film pertama India yan diputar di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan diputar di sesi Tous Les Cinema du Monde di Festival Film Cannes.

3 Idiots (2009)

https://www.youtu.be/zrVVdgTurYk

Film 3 Idiots berkisah tentang persahabat 3 mahasiswa: Rancho (Aamir Khan), Raju (Sharman Joshi), dan Farhan (R. Madhavan) yang kuliah di fakultas Teknik di kampus yang sama. Film diawali oleh perjalanan Raju dan Farhan mencari Rancho sahabat mereka yang telah 10 tahun tidak bertemu sejak wisuda.

Kemudian latar cerita berpindah ke masa-masa indah mereka menjalani suka duka perkuliahan. Saat mengerjai senior mereka yang sedang memplonco mereka. Saat mengerjai Prof. Viru yang mereka plesetin menjadi Virus. Saat mengerjai Chatur yang salah membaca pidato sambutan mahasiswa di  hadapan menteri pendidikan. Saat Hingga saat membantu persalinan kakak kandung Pia (Kareena Kapoor) yang melahirkan di tengah banjir dan listrik putus.

Ketika Farhan, Raju, dan Chatur menemukan rumah Ranchoddas Shyamaldas Chancad, ternyata Rancho yang sebenarnya bukan teman mereka saat kuliah. Rancho asli adalah orang kaya yang menyuruh Rancho palsu (dulu adalah anak pembantunya) menyamar sebagai dirinya untuk kuliah dan mendapatkan ijazah. Setelah itu Rancho palsu bebas kemanapun dia mau.

Setelah berhasil bertemu Rancho asli, Chatur ingin memamerkan bahwa dia lebih berhasil dibanding Rancho, eh ternyata Rancho palsu itu bernama asli Phunsuhk Wangdu adalah CEO tempat di mana Chatur bekerja.

Lebih lengkap tentang 3 Idiots, Anda bisa membacanya di sini: Struktur 3 Babak Film 3 Idiots

Film Raju Hirani ini sukses secara komersial dan penuh apresiasi. Mendapat pujian dari sejumlah pengulas film. Sukses luar biasa dalam penjualan dan berhasil mendapatkan pendapatan terbesar dalam sejarah film India hingga saat ini. Meraih beberapa penghargaan di festival film nasional India dan luar negeri.

Film ini juga berdampak sosial terhadap pendidikan di India dan beberapa negara lainnya karena berhasil mengkritik sistem pendidikan yang tidak humanis.

Subhash K. Jha seorang kritikus film menyatakan: “3 Idiots bukanlah karya seni yang sempurna. Melainkan karya seni kontemporer yang vital, menginspirasi, dan merevisi kehidupan dengan hati. Di negara di mana mahasiswa dipaksa bunuh diri dengan kurikulum yang mustahil, 3 Idiots memberikan solusi. Mungkin sinema tidak bisa menyelamatkan nyawa. Tapi film bisa membuat Anda merasa hidup itu berharga.’

PK (2014)

https://www.youtu.be/SOXWc32k4zA

PK (Aamir Khan) adalah alien yang terdampar di bumi karena remote control pesawat antariksanya hilang dicuri oleh seseorang. PK pun berkelana tak tentu arah untuk mencari remotenya itu. Dia lalu bertemu dengan Jaggu (Anushka Sharma) seorang reporter televisi.

Cerita bergulir ternyata remotenya PK telah berada di tangan Tapasvi (Saurabh Shukla) seorang pendeta atau dewa yang mengklain diri sebawaki wakil Tuhan di dunia. Pengikut Taspavi banyak termasuk ayah Jaggu (Parikshit Sahni) yang pernah melarang Jaggu berpacaran dengan Sarfaraz Yousuf (Sushant Singh Rajput) seorang Muslim dari Pakistan karena mendengar saran dari Taspavi.

Seseorang mengajarkan pada PK bahwa kalau dia ingin menemukan remotenya dia harus berdoa kepada Tuhan. PK kemudian berdoa dengan cara berbagai agama: Kristen, Hindu, dan Islam. Tapi usahanya itu belum menuaikan hasil.

Di film ini Raju Hirani memanfaatkan karakter alien untuk menyatakan beragam kegelisahannya seputar agama, kondisi masyarakat, adat istiadat, kepercayaan, pakaian, dan sikap. PK dibuat polos seperti anak-anak yang baru belajar. Banyak pertanyaan-pertanyaannya yang menggelitik sehingga produser televisi di tempat Jaggu, mengajaknya untuk bekerja.

Produser televisi juga mempunyai dendam terhadap Tapasvi dan dia akan menggunakan PK untuk membalas dendamnya itu.

Situasi menggelitik kerap terjadi di film-film Hirani. Adegan-adegan kocak membuat penonton tertawa sekaligus tertampar oleh kritikan. Kata Raju Hirani, “Tidak ada film yang nyata, semua fantasi. Kita tidak tahu bahwa ini pernah terjadi. Tapi sutradara ingin menciptakan persepsi tentang realitas. saya memberi tahu aktor saya untuk tidak membuat wajah lucu untuk membuat orang tertawa. Situasilah yang bikin penonton tertawa.”

“Anda harus berakting senatural mungkin dan penonton akan tertawa jika mereka mengira tokoh ini terjebak dalam situasi yang lucu. Jadi, dalam film saya, struktur dan situasinya sangat nyata.”

Film PK adalah murni fantasi karena tidak mungkin ada alien yang berkunjung ke bumi. Tapi kita menontonnya seolah peristiwa itu benar-benar terjadi.

Sanju (2018)

https://www.youtu.be/rRr1qiJRsXk

Film ini adalah tentang kisah hidup Sanjay Dutt seorang aktor Bollywood sejak debut pertama filmnya, kecanduan narkoba, penangkapan sehubungan dengan pemboman Bombay 1993, hubungan dengan ayahnya yang pasang surut, comeback dalam industri film, penahanan karena pemilikan senjata illegal, hingga pembebasan dari penjara.

Film ini dimainkan dengan apik oleh Ranbir Kapoor yang berperan sebagai Sanjay Dutt. Berberapa transformasi fisik dilaluinya. Mulai dari berbadan atletis hingga bertubuh renta. Syuting film kadang disaksikan langsung oleh Sanjay Dutt dan memuji permainan Ranbir Kapoor.

Sanju dirilis 29 Juni 2018 dan menerima berbagai penghargaan dari kritikus film maupun festival dalam dan luar negeri. Film Sanju berhasil meraih pendapat tertinggi kedua di India sepanjang masa.

Wajib tonton

Itulah 5 film Rajkumar Hirani yang wajib Anda tonton. Ada banyak pelajaran kehidupan yang dapat kita peroleh sekaligus hiburan yang sangat memikat. Sayang sekali untuk dilewatkan.

Rajkumar Hirani tidak dapat membuat film dengan kuantitas banyak karena dia menghabiskan waktu bertahun-tahun hanya untuk menghasilkan satu judul film. Apakah dalam waktu dekat akan ada lagi film dari sutradara terbaik India ini? Kita nantikan saja.

“Saya mungkin membutuhkan waktu tiga tahun untuk mendapatkan ide untuk satu film. Saya akan berpikir untuk membuat film lain hanya jika ide selanjutnya datang,” tegas Hirani.

Mungkin Anda Menyukai